STP

PT Suri Tani Pemuka (STP) adalah anak perusahaan dari JAPFA. Mempunyai pabrik feed yang berlokasi di Sidoarjo, Banyuwangi, Cirebon, Lampung dan Medan. Selain itu ada beberapa bidang usaha lainnya, seperti Hatchery. Berlokasi di Singaraja, Banyuwangi, Cirata, Carita, Anyer, Indramayu.

Khusnut Taufiq

1. Intisari Mental Baja, Pantang Menyerah

• Mental Baja, Pantang Menyerah adalah aturan hukum alam yang mengatur perilaku yang dapat membawa sukses dalam setiap segi kehidupan.

• Sering kita mudah terpengaruh pada apa yang dapat membuat kita bahagia hingga kita lupa pada apa yang telah menjadikan diri kita hebat.


• Karakter tidak tercipta dari sinar matahari atau bunga mawar. Seperti baja, ia harus ditempa dalam bara api, di antara palu dan godam.

• Kehidupan yang sukses sesungguhnya dijalani melalui pemahaman dan kesetiaan menelusuri liku-liku kehidupan kita sendiri, bukan dari pengejaran mimpi-mimpi atau harapan-harapan orang lain.

• Mental Baja, Pantang Menyerah bukanlah tentang tak mengenal ampun, kita akan memahami semua itu dengan mengadopsi dan mengadaptasi rasa tak mengenal ampun yang tidak menghancurkan, Kita akan memperoleh kebebesan dalam bertindak yang dibutuhkan untuk mencapai keefektifan dalam pelaksanaan tugas kehidupan sehari-hari.

• Dengan selalu berhubungan dengan kekuatan ini di dalam diri kita, Kita akan memperoleh kejelasan dan fokus yang tak tergoyahkan yang akan membantu kita menemukan dan mencapai apa yang kita inginkan dalam suratan takdir.

• Mental Baja-Perisai: untuk melindungi diri dari pendapat dan kritik negatif orang lain.

• Orang yang bermental baja mampu menyingkirkan keraguan diri. Ia menolak mengakui batasan-batasan yang dicoba diterapkan oleh orang lain kepada dir

• Pantang Menyerah tak mengenal belas kasihan, akan tetapi tidak perlu kejam.

• Orang yang berpantang menyerah, memiliki pandangan sempit t
entang kasih sayang. Ia memfokuskan perhatiannya pada apa yang menjadi sasarannya dan mengesampingkan apa pun akibatnya. Orang yang berpantang menyerah berani menghadapi kegagalan.

• Praktisi Mental Baja, Pantang Menyerah harus melatih kemampuannya untuk mengesampingkan kritik, cemoohan, dan hinaan dari orang lain, dan dalam waktu yang bersamaan melaksanakan kewajiban yang menurutnya sesuai.

• Mental Baja, Pantang Menyerah pada tingkat yang paling sederhana tidak memiliki moral. Semata-mata hanya bertujuan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.

• Kebajikan batiniah adalah akar dari kehidupan dunia ini.

• Puncak keberanian dari seorang Kesatria Mental Baja, Pantang Menyerah adalah sifat tidak mudah terpengaruh.

• Ketika seseorang bertindak selaras dengan Kehendak Alam, segala tindakannya akan sesuai dengan kebaikan dan bermanfaat bagi semuanya. kita tidak mementingkan diri sendiri dan tidak berambisi untuk disanjung dan memperolah pengakuan dari orang lain.


2. Persiapan Bagi Mental Baja, Pantang Menyerah : Prinsip Yang Terlupakan


• Mental Baja, Pantang Menyerah adalah kondisi alami dari keberadaan kita.

• Temukan Keyakinan Batin kita Sendiri. Ada saatnya untuk menerima tamparan orang, namun ada saatnya pula kita membalasnya dua kali lebih keras.

• Pelaku Mental Baja, Pantang Menyerah adalah seseorang yang ber-Mental Baja, ber-Pantang Menyerah di dalam batinnya namun penampilan luarnya tampak menguasai dan tunduk pada keadaan yang dibutuhkan saat itu.

• Pahamilah Diri kita Sendiri. Untuk menemukan standar yang sebenarnya tentang bagaimana kita harus berperilaku, kita perlu menemukan keberanian untuk melakukan apa yang harus dilakukan tanpa mempedulikan pendapat orang lain.

• Pengamatan diri adalah Inti bagi Pengembangan Diri. Pertama, kita harus mengerti motivasi dari tindakan Kita untuk memahami orang lain.

• Pemahaman diri adalah pedoman yang dapat lebih diandalkan tentang bagaimana seharusnya bersikap, daripada kepatuhan terhadap ukuran yang dipaksakan secara sewenang-wenang.

• Patahkan Belenggu Rasa Takut terhadap Kesuksesan dan Kegagalan. Sukses identik dengan perubahan dan risiko kegagalan.

• Pahami sifat Alamia dari Ilusi dan Realita. Dalam kehidupan kita sehari-hari secara tetap kita berupaya untuk membetulkan realita kehidupan kita.

• Kuasai Perbedaan antara Kebajikan dan Kepura-puraan. Keterbatasan kebajikan menusia yang membimbing konsep kita tentang kebajikan kerap kali dapat menjadi kekuatan yang memaksa kita untuk berbuat jahat.

• Atasi Rasa Takut. Rasa takut bagi jiwa manusia seperti setetes racun yang diteteskan dalam sebuah sumber mata air.

• Segalanya di muka bumi ini memiliki fungsinya masing-masing: Jika kita memahami tujuan diciptakannya rasa takut, mungkin kita akan menggunakan emosi dari rasa takut tersebut untuk dimanfaatkan dalam kehidupan kita daripada memperkuat rasa takut tersebut yang dapat mempercepat kehancuran diri sendiri.

• Rasa takut tidak sedemikian menakutkan jika kita menatapnya langsung ke matanya.

• Jika kita tidak berkepentingan pada suatu hasil dari suatu kedaan, kita tidak perlu merasa takut. Apa pun hasilnya nanti, pasti akan terjadi, tidak peduli kita takut atau tidak.

• Jangan hiraukan rasa takut kita. Tamu yang tak diacuhkan kadang akan menyelinap pergi tanpa permisi.

• Sekalipun takut, kerjakan apa yang seharusnya kita kerjakan.

• Berlayarlah melampaui Upaya untuk Menghindari Penderitaan dan Mengejar Kesenangan.

• Gapailah Keberanian untuk Mempercayai Diri kita Sendiri.

• Sadarilah sifat Alami Mental Baja, Pantang Menyerah dari Sang Pencipta.


3. Dharma: Pohon Pemenuhan Permohonan

• Dharma adalah pemahaman bagi tindakan yang sesuai dalam situasi tertentu. Artinya, “bertindak menurut kewajiban seseorang.”

• Dharma adalah hukum alam yang menuntun kita untuk mengenali peran kita masing-masing setiap saat dalam kehidupan kita.

• Dharma adalah dasar dari Mental Baja, Pantang Menyerah.

• Karunia Dharma bekerja dengan cara yang peka dan misterius sepanjang hayat kita.

• Di mana ada Dharma, di situ ada kemenangan.

• Apa pun jenis pekerjaan kita, kita akan berhasil bila kita mampu untuk menentukan Dharma kita bagi pekerjaan itu.

• Bagi individu yang religius, jalur kerohaniannya bagaikan meniti sebilah pisau silet : sebuah pengejaran yang gigih menuju kesempurnaan diri.


4. Dharma dan Takdir


• Sesuai dengan kehidupan kita, kewajiban kita telah digariskan; ikuti saja dan keinginan kita akan terwujud dengan sendirinya.

• Banyak guru yang mengajarkan bahwa kita harus melakukan apa yang kita senangi, dan kita pun akan menjadi ahli dalam pekerjaan itu.

• Dengan menyadari bahwa ada rencana Ilahi bagi kehidupan kita yang menanti untuk diungkapkan dalam jalur kehidupan itu sendiri, kita mungkin akan mulai menyelaraskan diri secara sadar dengan setiap peristiwa yang akan hadir dalam kehidupan profesional dan pribadi kita.

• Mustahil untuk meraih kesempurnaan batiniah sejati bila kita menghindari jalur yang telah ditemukan.

• Upaya manusia untuk membentuk hasil dari situasi tertentu tidak ada artinya sama sekali bila dibandingkan dengan apa yang dapat dilakukan Surga. Bila segala sesuatu tidak terjadi seperti yang diharapkan sebelumnya, mungkin saja itu adalah suatu hikmah. Pahamilah kearifan dari Dharma tentang sikap pasrah dan menyerah.

• Mungkin saja upaya sendiri yang menggabungkan hasrat dan kesanggupan manusia merupakan bagian dari takdir, dan takdir tidak dapat menguak dengan sendirinya. Karena itu, takdir dan upaya sendiri merupakan dua roda dari gerobak yang sama.

• Setialah pada kehidupan kita, pada hasrat kita sendiri.

• Dharma seorang karyawan adalah mendukung atasannya dengan segenap hati. Jika kita tidak menyukai perusahaan tempat kita bekerja selama ini, tinggalkan saja. Kita tidak memiliki kebebasan untuk merusak moral perusahaan dan reputasinya lewat ekspresi ketidakpuasan kita secara terus menerus.

• Dengan hidup menurut rahmat dan bimbingan Dharma, kehidupan itu sendiri akan menjadi pohon pengabul permohonan.


5. Menang Dengan Pemikiran Negatif

• Kita akan berhasil sebagaimana adanya kita.

• Sukses datang dalam segala bentuk dan sosoknya.

• Jika kita meluangkan cukup waktu untuk merenungkan kenegatifan kita, mungkin saja kita akan menemukan bahwa pada kenyataannya hal itulah yang menjadi modal utama dalam pengembangan profesi kita.

• Jangan mencoba mengubah pendapat kita tentang diri kita sendiri.

• Kenegatifan kita tidak memiliki kekuatan sedemikian kuat seperti yang dinyatakan oleh imajinasi kita.

• Standar penilaian sifat-sifat negatif dimanipulasi oleh kaum manusia yang palsu sifatnya dan tidak terukir di atas batu.

• Tidak ada salahnya melanggar peraturan yang telah kita ciptakan sendiri. Karena kita yang merintis peraturan tersebut, maka kita pula yang akan mampu untuk tidak lagi merintisnya atau menciptakan yang lain lagi besok.

• Unsur kejahatan bukan semata-mata terletak pada pelanggaran peraturan tadi, akan tetapi lebih pada rasa malu dan rasa bersalah yang membuat kita menilai diri sendiri “tidak berharga.”

• Dengan membuat dan memenuhi sejumlah kecil persetujuan atau kesepakatan yang vital, kita akan dikenal sebagai orang yang mampu memenuhi janji dan bisa dipercaya.

• Tidak ada yang seratus persen buruk atau baik, bahkan tidak juga dengan mengulur waktu atau menundanya. Bila diterapkan dengan tepat, penundaan waktu justeru bisa menjadi aset yang berharga.

• Konsistensi tidak selalu baik, kecuali kita adalah akuntan.

• Bagi sejumlah orang, masa tidak aktif dan beristirahat adalah proses inti untuk menghasilkan energi positif yang tinggi.

• Sering kita menuduh sumber kenegatifan kita sebagai penyebab kegagalan dalam pekerjaan kita. Padahal, sumber dari masalah kita bukan dari kenegatifan kita, melainkan kitalah yang menjatuhkan pilihan pada tugas yang tidak membawa inspirasi yang menimbulkan kenegatifan kita tersebut.

• Yang terpenting adalah mencintai kenegatifan kita, bukan menghukumnya dan belajar untuk memanfaatkan itu untuk mempertinggi martabat kita.

• Unsur yang jahat pada segenap kenegatifan bukan terletak pada emosi dan pikiran itu sendiri, namun pada penilaian terhadap emosi dan pikiran itu. sering penilaian tersebut datang dari diri kita sendiri yang berupa rasa bersalah, rasa malu, dan menyalahkan diri sendiri.

• Kumpulkan semua kenegatifan kita tanpa berniat untuk memperbaikinya dan tanpa penilaian. Sementara kita hidup dan bekerja sama dengan kenegatifan, akuilah bahwa kenegatifan inilah yang menjadikan kita lain dari yang lain. Jaadilah negatif secara positif.

• Jangan pusatkan perhatian kita hanya pada kenegatifan, akan tetapi pusatkan pada impian-impian kita, dan jangan sekali-kali membiarkan nyala api harapan padam.


6. Keajaiban Kekuatan Dari Daya Tahan

• Semangat bertahan adalah sifat yang diharuskan dalam penjelajahan pertumbuhan pribadi.

• Meski seseorang telah ditakdirkan untuk mencapai prestasi besar dalam kehidupannya, persiapan untuk mencapainya bisa jadi sangat sukar.

• Kekalahan adalah ibu dari kesuksesan.

• Bertahan dengan daya tahan-memahami kesulitan, bertahan dari kesukaran, memprediksi risiko, dan mentoleransi siksaan, semua itu memastikan kemasyhuran dan sukses bagi orang seperti itu.

• Apa yang menjadikan seseorang benar-benar hebat adalah mengetahui bagaimana cara menanggung penderitaan. Semua orang pasti tahu bagaimana bisa tumbuh subur dalam saat-saat yang menjanjikan. Justeru, masa ujian itulah yang dapat membedakan mana orang yang benar-benar berisi dan mana orang-orang yang yang hanya memiliki citra.

• Melalui cobaan dan penderitaan, seseorang bertahan dengan memikul bebannya. Jadi, semangat manusia mengalahkan dirinya sendiri.

• Mental Baja, Pantang Menyerah adalah dasar yang menopang kita menanggung penghinaan karena kekalahan dan kritik, untuk bangkit melawan dan melakukan apa yang benar dalam memenuhi panggilan takdir kita.

• Tanpa kekuatan untuk bertahan dari krisis, kita tidak akan melihat peluang di balik semua itu. Justeru, di balik usaha bertahan itulah, peluang akan membuka dirinya sendiri.

• Peluang selalu hadir dalam situasi yang ditandai krisis, jika kita sampai berkecil hati menghadapi krisis yang mendera kita, kita akan dibutakan oleh emosi kita sendiri. Sebaliknya, bila kita mampu bertahan dari yang tak tertanggungkan dengan tenang, peluang mendapatkan alternatif yang lebih baik akan muncul ke permukaan dengan sendirinya.

• Berenang mengikuti arus bukan berarti berhenti berupaya, namun menerima kenyataan. Menyadari kapan saatnya bertindak dan kapan saatnya hanya duduk-duduk menunggu hasil.

• Bila Anda tenggelam karena berdiam diri, kita tengah mengumpulkan dan menyirami batin kita. Dengan berbuat begitu, tanpa kecemasan dan tanpa sikap terpengaruh kita akan sanggup memusatkan perhatian pada diri sendiri dan kemudian akan berhasil menciptakan tenaga momentum yang sangat kuat dan kejernihan pandangan yang tak tergoyahkan.

• Jalani kehidupan kita seakan-akan itu kehidupan orang lain. kita akan merasakan kebebasan dan kelegaan yang luar biasa. Perubahan dalam tingkah laku akan terjadi.

• Kekurangan-kekurangan dalam diri bergantung pada bagaimana kita menafsirkannya ; Kita dapat dengan mudah mengubahnya menjadi kelebihan seandainya kita mulai memandang kekurangan itu dari segi positif. Namun, tak seorang pun mampu mengubah kekurangan-kekurangan dalam diriinya, kecuali ia sanggup bertahan dalam saat-saat yang penuh dengan keputusasaan dan lembaran hitam.

• Situasi kehidupan kita yang negatif justru merupakan unsur terpenting bagi kita untuk memenuhi panggilan takdir yang telah ditentukan. Kecuali kita memiliki daya tahan yang luar biasa untuk menjalani kepekatan malam, kita tidak akan dapat menyaksikan cahaya kemenangan fajar yang merekah.


7. Misteri Uang


• Huruf Cina untuk uang terdiri atas tiga simbol; simbol pertama adalah emas; dua lainnya melambangkan tombak. Huruf untuk kemiskinan juga terdiri atas tiga simbol; simbol tersebut melambangkan seseorang yang berdiri di dasar gua dan badannya membungkuk seakan dalam kesulitan besar. Huruf-huruf tersebut tidak hanya melambangkan uang atau kemiskinan tapi juga menyatakan sesuatu yang dalam dan indah tentang semua itu.

• Tombak pertama melambangkan perjuangan secara lahiriah untuk kelangsungan hidup. Siapa saja yang ingin mencapai tujuannya atau menuntut bagian dari kemakmuran dunia harus siap berjuang untuk mendapatkan uang.

• Tombak kedua menyatakan perjuangan batin. Sebelum seseorang mampu melawan dan memenangkan pertempuran secara lahiriah, ia harus terlebih dulu memenangkan pergumulan di dalam batinnya sendiri. Kemiskinan lebih menyerupai kondisi pikiran ketimbang kondisi lahiriah.

• Uang dan kekayaan diperoleh melalui hubungan dengan orang lain.

• Uang merasakan nilai diri Anda, Anda harus melakukan sesuatu yang cukup bernilai menurut perasaan Anda sendiri.

• Pada kenyataannya, banyak di antara kita yang masih terkungkung dalam impian untuk mendapatkan uang. Meraih kemakmuran tidak hanya tentang apakah kita mau berupaya untuk memperolehnya; akan tetapi yang lebih penting adalah; apa yang siap kita korbankan untuk kemudian ditukar dengan kekayaan.

• Uang adalah unsur kehidupan yang membangkitkan emosi manusia yang paling besar.

• Jalur menuju kekayaan bukan tentang mengejar uang demi kepentingan uang itu sendiri, namun untuk memahami sekaligus mengembangkan bakat terpendam dan kecenderungan sejak lahir kita.

• Kita masing-masing memiliki sentuhan kecermelangan. Setiap oang sanggup merampungkan sesuatu dengan caranya yang unik, yang tidak dimiliki orang lain. Berjuang untuk menemukan posisi yang cocok dalam pasar kerja dunia yang penuh ini merupakan kebahagiaan tersendiri dari upaya menaklukkan kehidupan kita.

• Dunia seperti piramida tumpukan manusia yang saling bergulat. Kita tidak punya pilihan lain kecuali ikut bergabung dengan perjuangan itu sendiri, tetapi kita masih bisa memilih di mana kita akan berjuang.

• Kita tidak perlu menjadi pengemis dalam memanjatkan doa kita demi kemakmuran materi. Kekayaan dari alam semesta ini diberikan secara cuma-cuma kepada mereka yang menuntutnya sebagai hak yang wajar sejak lahir.

• Manfaatkan sentuhan kekuatan dalam karya kita. Apa yang menjadikan seorang seniman, penari, pengacara, ataupun pengusaha bisa terkenal adalah kesanggupan mereka untuk menciptakan kembali kreatifitas Sang Pencipta dalam hasil karya mereka.

• Kesuksesan lahiriah akan menyertai tindakan dan sifat-sifat yang telah kita tanamkan sebagai akibat dari perasaan sukses kita yang merupakan kenyataan batiniah.

• Uang bukanlah bagian dari siapa diri kita. Kita tidak membawanya sejak lahir maupun saat masuk ke liang kubur. Nikmati saja uang kita, namun bersikaplah tidak peduli terhadapnya.


8. Tipu Muslihat Tanpa Kebohongan

• Sifat jahat tidak hadir dalam tipu muslihat itu sendiri, namun dalam pengguna dan kegunaannya.

• Manusia akan menanamkan waktu dan energinya pada siapa saja yang paling dapat menguntungkan dirinya, sekarang maupun di masa yang akan datang.

• Kita harus mengulurkan tangan kepada orang yang ambisius dan cakap demi keselamatan diri sendiri.

• Kunci untuk menjadikan diri kita penting adalah melayani sesama. Melalui pelayanan, kita akan meningkatkan nilai diri sendiri di mata orang lain.

• Baik pengusaha maupun penipu menerapkan keterampilan tipu muslihat dan menjadikan orang lain memahami manfaat yang diperoleh lewat kerja sama dengan mereka. Perbedaan antara si pengusaha dan penipu bukan terletak pada tindakan lahiriah mereka, namun lebih pada pengekspresian jiwa mereka.


9. Enam belas Sifat Mulia Dalam Bekerja


1. Bekerja: Ungkapan manusia yang paling disukai. Bila kita bekerja, maka kita akan memenuhi sebagian dari mimpi bumi yang paling disukai, yang ditugaskan kepada kita saat mimpi itu lahir.

2. Bantulah diri Kita sendiri dan orang lain.

3. Pekerjaan Kita adalah tempat di mana jiwa Kita akan berkembang. Melalui pekerjaan, kita akan bertemu dengan orang dan situasi atau kejadian yang mencerminkan kondisi dari jiwa kita.

4. Pekerjaan: Guru yang paling bijaksana. Maksud dari bekerja adalah belajar. Begitu Kita memahaminya, jerih payah itu telah berakhir. Bunga apel yang mekar akan menjadi buah. Jika itu terjadi, maka kelopaknya akan berguguran.

5. Pekerjaan tidak membutuhkan kita, tapi kitalah yang butuh pekerjaan.

6. Melalui pekerjaan, takdir pun terungkap. Tugas kita adalah menemukan pekerjaan, kemudian mengabdikan diri kita sepenuh hati.

7. Kehidupan berputar melalui tindakan. Pada hakikatnya, selama kita masih memiliki badan, Kita tidak akan mampu melarikan diri dari pekerjaan.

8. Anutlah kebijakan seorang petani. Saat bertanam dan menuai tidak dapat menunggu. Jika Kita cenderung menunda dan ketinggalan musim bertanam, Kita tidak akan memperoleh hasil apa-apa sepanjang tahun.

9. Menggunakan intuisi sebagai sarana bisnis. Intuisi adalah komoditas yang dianggap remeh oleh dunia Barat, namun justru orang yang berhasil menyelesaikan tugas yang luar biasa sangat mengandalkan kekuatan ini. Sederhana saja, intuisi yang dikembangkan dengan baik bisa menjadi komoditas yang bisa menghasilkan uang.

10. Bekerja di bawah Cahaya Rahmat Tuhan. Rahmat seperti sinar matahari. Cahayanya tidak akan membedakan siapa yang akan disinarinya.
Kreativitas bukan murni diperoleh dari upaya manusia semata-akan tetapi dari sebuah karunia yang diberikan kepada jiwa Kita-Rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

11. Temukanlah irama alami kita. Dengan imajinasi sari Sang Pencipta yang tidak terbatas, dunia ini tidak pernah berhenti menyuguhkan kepada kita keajaiban-keajaiban. Apa yang baik bagi seseorang belum tentu baik bagi yang lain.

12. Capailah garis pembatas Kita yang tidak terbatas. Tiang kayu cocok untuk pilar, jangan disalahgunakan untuk sumpit. Jika Kita sanggup, berhentilah merendahkan daya imajinasi Kita.

13. Tiga prinsip dalam bekerja: Tujuan, Kegigihan, dan Kesabaran.

14. Pekerjaan: Penuh doa dan perjuangan. Jika Kita berkorban dalam menjalankan tugas kita, Kita tidak perlu lagi melakukan hal yang lain. Dengan mengabdikan diri pada tugas, manusia akan memproleh kesempuranaan.

15. Harmoni antara Kehendak Tuhan dan Keinginan manusia. Menyelaraskan diri dengan Kehendak Tuhan Yang Maha Esa adalah faktor terpenting dalam mencapai sukses. Menemukan bagaimana cara untuk selalu selaras dengan Tuhan melalui meditasi adalah kewajiban tertinggi manusia.


10. Manfaat Berpura-pura Bodoh

• Menang dengan cara mengalah. Bila seseorang itu kuat dan tegar, justru ia harus pandai-pandai menyamar agar terlihat lemah dan tidak berdaya.

• Merupakan kenyataan hidup, tak peduli betapapun kuat atau tegarnya Kita, selalu saja ada yang lebih kuat dan lebih tegar dari Kita.

• Penting untuk menanamkan kepekaan guna menyadari kapan seharusnya Kita membalas dan kapan Kita harus mengalah.

• Lebih penting lagi, bagaimana cara memulihkan kembali tenaga Kita untuk mengatasi periode mengalah itu.

• Selama sikap mengalah itu dapat mencapai tujuan Kita, ia lebih efektif ketimbang membalas.

• Kita semua perlu belajar untuk memilih dalam pertemuan, kapan saat kita harus melawan dan kapan kita harus menerima kekalahan dengan anggun dan kemudian mengatasi penghinaan dari kekalahan itu.


11. Tumbuh Subur Di Antara Yang Curang Dan Tak Kenal Ampun

• Jika Kita tidak membela apa yang menjadi hak kita, takkan ada orang yang membelanya untuk kita.

• Manusia tumbuh subur dalam persaingan, dan aturan kompetisi menyatakan bahwa pemenang berhak memperoleh semuanya.

• Hanya yang kuat yang akan bertahan hidup.

• Mereka yang pada dasarnya curang dan tak kenal ampun akan selalu memanfaatkan orang lain yang bersikap manis dan dapat dipercaya. Di kerajaan satwa, singa selalu mengucilkan satwa liar yang sakit atau tak berdaya dari ribuan kelompok lainnya.

• Jagalah keuntungan besar maupun kecil.

• Bukan kata-kata atau tindakan kita yang bersifat keras atau lembut, namun semangat yang ada di balik tindakan dan kata-kata kita, yang menyuarakan kondisi batin kita.

• Bagi para praktisi pemula Mental Baja, Pantang Menyerah, penting sekali untuk menguasai kekuatan pasrah diri.

• Tindakan lahiriah kita mungkin terlihat pasrah dan tidak mengancam, namun secara batiniah kita jangan sampai kehilangan tujuan.

• Bila kita dapat memenangkan pertempuran dengan jalan memutar atau melingkar, mengapa harus berhadapan langsung?

• Jika kita tidak merasa perlu mempercayai seseorang, justru kita akan selalu percaya kepadanya.

• Semua hubungan bisnis diawali ketika beberapa orang menyatukan segenap upaya mereka untuk meraih tujuan yang paling menguntungkan.

• Informasi yang tampaknya tidak berbahaya mungkin saja kembali menghantui kita, dan kita akan menyadari bahwa posisi kita lemah.

• Jaga jarak yang pantas dengan para pencuri kedamaian dan perampok ketenteraman. Orang-orang semacam ini mampu “mengiris daging kita sedikit demi sedikit.”

• Rahasianya bukan meyakinkan orang lain tetapi memahami bagaimana seharusnya dunia ini mempolarisasikan konsepnya terhadap kita dan belajar bagaimana cara menggunakan kekuatan tersebut demi kepentingan kita.

• Mahatma Gandhi berkata, “Sebagian besar orang mengira bahwa anti kekerasan bukan perlawanan. Padahal, inti kekerasan adalah kekuatan yang paling dahsyat. Ia sanggup menaklukkan kekuatan dari kekerasan tersebut”

• Dalam dunia manusia, jika suatu bangsa menginginkan perdamaian, maka ia harus mempersenjatai dirinya sendiri. Tanpa pertahanan diri yang cukup, perdamaian itu takkan memiliki arti, hanya mimpi yang tidak pernah terwujud.

• Begitu pula, para pencinta takkan sanggup mencintai sesamanya kecuali mereka, pertama-tama, cukup merasa aman untuk mencintai diri mereka sendiri lebih dulu. Jika kehidupan Kita dipenuhi amarah dan kekalahan yang merusak, itu karena kita sendirilah yang membangun perangkap untuk ditipu, akan sulit sekali bagi kita untuk memiliki emosi yang positif terhadap orang lain.

• Melalui hubungan mereka dengan kita, orang telah menetapkan harapan-harapan yang tinggi dan tidak realistis tentang apa yang akan diperolehnya dari hubungannya dengan kita.

• Praktisi Mental Baja, Pantang Menyerah menyadari bahwa untuk bersikap tegar terhadap sesama, pertama-tama kita sendiri harus lebih dulu tegar terhadap diri sendiri dan belajar bagaimana cara mendisiplinkan jalan pikiran dan tindakan Kita.

• Apakah Kita sedang memasrahkan diri, sedang menderita atau senang, sedang bersantai atau berusaha keras, upayakanlah agar sasaran yang kita dambakan itu jangan pernah lepas dari pandangan.


12. Memanfaatkan Naluri Pembunuh

• Untuk dapat berhasil dalam hidup, Kita harus memiliki kemauan baja dan kegigihan untuk menyelesaikan tugas.

• Keberanian untuk merampungkan tugas dengan cepat dan mulus-itulah naluri pembunuh, akar dari Pantang Menyerah.

• Naluri Pembunuh dapat membantu seseorang menyelesaikan tugas besar dan bermanfaat bagi manusia, juga sanggup memotivasi orang untuk menghancurkan bumi.

• Pisau memang benda serba guna, tanpanya hidup ini tidak nyaman. Namun pisau juga senjata mematikan.

• Naluri pembunuh adalah segi lain dari Mental Baja, Pantang Menyerah. Ia telah menjamin kelangsungan hidup manusia melawan unsur bermusuhan dari alam dan sebaliknya, semenjak zaman batu.

• Jika kita masih berharap untuk memperbaiki sifat kita yang takut-takut, kita tidak boleh memalingkan muka terhadap sisi gelap kenyataan.

• Jika musuh-musuh kita bersekongkol untuk menerapkan naluri pembunuhnya kemudian menyudutkan kita, kita tidak dapat mengelakkan topik tersebut.

• Mereka yang memiliki naluri membunuh yang sempurna, menjadi komoditas yang dapat diperjualbelikan.

• Naluri pembunuh adalah suatu segi dari Mental Baja, Pantang Menyerah. Mental Baja, Pantang Menyerah tidak lebih dari sekedar niat bak tanpa kekuatan dan kesanggupan untuk bertindak.

• Naluri pembunuh adalah kekuatan yang akan menyetir kita untuk melakukan tindakan yang tepat, dan mengekang kita untuk tetap menapaki jalur dalam mencapai tujuan. Naluri pembunuh ini sudah terpatri dalam diri kita masing-masing sebagai bagian dari pengkodean genetik.


13. Kepemimpinan Mental Baja, Pantang Menyerah

Penyebab utama dari kehancuran berbagai organisasi adalah karena bercokolnya orang-orang seperti ini:

1. Orang yang gemar menciptakan kelompok atau menghasut mereka yang berpikiran sederhana supaya ia sendiri bisa memusatkan tujuan kelompok tadi guna membasmi mereka yang benar-benar cakap dalam bekerja.

2. Orang yang diperbudak oleh kebiasaan memboroskan uang.

3. Orang yang mengabdikan seluruh perhatiannya untuk mencari kesalahan-kesalahan orang lain, hingga merangsang perasaan tidak senang dalam kelompoknya, dan bermanfaat bagi tujuannya sendiri.

4. Orang yang hanya memfokuskan diri pada kerugian dan keuntungan pribadi, dan yang tindakannya hanya berdasarkan prinsip untuk menang, apa pun tebusannya.
Orang yang memiliki karakter seperti itu tergolong dengki, munafik, dan jahat. Jauhilah mereka.


Metode untuk mengenal karakter sejati seseorang


Hal yang paling sulit adalah mendeteksi sifat seseorang yang sebenarnya. Dari segi lahiriah seseorang boleh saja ramah, namun busuk di dalamnya. Yang lain sepertinya tulus, namun selalu menjauh. Ada yang cukup berani mengekspresikan diri, namun sesungguhnya penakut. Ada pula pekerja keras, namun tidak bisa dipercaya.
1. Berdebatlah dengannya untuk mengetahui pandangan hidupnya.
2. Tantang dia dengan kata-kata untuk mengamati perubahan kondisi batiniahnya.
3. Bahas berbagai strategi dengannya untuk mengetahui kearifannya.
4. Bukalah wawasannya ttg kesulitan & bahaya yg menghadang di depan untuk mengetahui keberaniannya.
5. Buatlah ia mabuk untuk mengetahui karakter yang sebenarnya.
6. Mintalah ia mengelola uang untuk mengetahui kebajikannya.
7. Berikan tugas kepadanya untuk mengetahui kecakapannya.

Dua Standar Kepimpinan Yang Baik

1. Pemimin yang baik tidak boleh sombong. Kesombongan akan menjadikan dirinya lupa bagaimana seharusnya ia bersikap. Karena tidak tahu bagaimana harus bersikap, ia akan kehilangan rasa hormat dari pasukannya, yang pada gilirannya akan menolak kepemimpinannya dan menyebabkan anak buahnya bubar.

2. Pemimipin yang baik tidak boleh kikir. Ini akan menyebabkan ia tidak memberi imbalan yang layak kepada mereka yang pantas menerimanya. Bila para prajurit tidak diberi imbalan sebagaimana layaknya, mereka tak akan mengabdikan diri sepenuhnya. Pada akhirnya, ini akan mengancam keamanan nasional (dalam zaman Cina kuno, mengubah kesetiaan dari satu bangsa ke bangsa lain sangat mudah dilakukan, seperti bertukar pekerjaan dalam era sekarang ini).

Pemimpin yang baik memiliki lahiriah dan batiniah, tidak kasar dalam bersikap. Ia supel, namun mampu membuat keputusan. Ia memahami prinsip : yang kecil ingin megalahkan yang besar, dan yang lemah ingin mengalahkan yang kuat.
Pemimpin yang baik sebaiknya tidak terlalu kuat ataupun terlalu lemah, Inilah kepemimpinan sejati.


14. Tebal Di Dalam, Keras Di Dalam

Tebal di dalam, Keras di dalam. Kita tak dapat meraih apa yang telah kita miliki.

Tujuh Tahap Pengungkapan Diri:


1. Hasrat untuk berbuat benar..
2. Kebingungan dan hal-hal negatif.
3. Perjuangan untuk menyerah.
4. Penerimaan terhadap kesempuranaan kita yang tidak sempurna.
5. Kemungkinan-kemungkinan baru.
6. Keselarasan Batiniah.
7. Sikap tak terpengaruh: sumber kekuatan magnetik.
Pada tahap ini, bagi dunia, Kita bak bunga teratai yang mekar di kolam berlumpur, tanpa tersentuh lumpurnya.

Tiga Kualitas Manusia :

1. Tamas: kelambanan, terhambat, kebodohan, didominasi ego.
2. Rajas: Aktivitas, perjuangan, dipengaruhi oleh ego.
3. Sattva: Perluasan, kenikmatan, pengetahuan, dan kebijakan atau kearifan.

Mempelajari Kebajikan dari empat kekuatan.


1. Saudara wanita Air: lembut, pasrah, rendah hati, dan kejam.
2. Saudara laki-laki Api: berguna, kuat, ganas, membinasakan, memurnikan.
3. Saudara laki-laki Angin: tak berwujud, kuat, ganas.
4. Ibu Bumi: memberi, berkorban, dan menopang.

• Ego yang menyerupai Tuhan. Satu-satunya jenis ego yang bernilai untuk direnungkan adalah jenis ego yang dimiliki oleh Sang Pencipta kita.

• Kerendahan hati yang menyerupai Sang Pencipta. Bila kita mampu mengusir jauh-jauh “ego kerdil” kita itu, kita pasti dapat membiarkan kehidupan kita terungkap dengan sendirinya.

• Sekalipun Timur dan Barat tidak sepakat mengenai teknologi dan definisi dari kata ego, keduanya sepakat mengenai pentingnya ego untuk mengembangkan kesadaran yang mendukung indra penghubung kita kepada Sang Pencipta dan membantu kita dalam upaya menanamkan indra yang kuat mengenai siapa sebenarnya diri kita dalam mencapai kebajikan tertiggi.

• Selama penelitian, tidak pernah terlihat keragaman, namun yang ada hanyalah kesatuan di antara ajaran-ajaran Timur dan Barat. Timur dan Barat boleh memiliki metafora dan lambang yang berbeda, namun perbedaannya hanya pada kemasan luar, bukan pada isinya.


15. Jalur Menuju Mental Baja, Pantang Menyerah


• Sang Pencipta kita tidak pernah sekalipun meninggalkan kita, para hambaNya, tanpa buku pedoman, kita saja yang tidak tahu di mana harus menemukan buku tersebut atau bagaimana cara membacanya. Buku pedoman misterius ini, ternyata bersemayam di dalam diri kita maupun di luar diri kita masing-masing.

• Segala sesuatu di dalam hidup, dimotivasi oleh hasrat kita untuk “merasa enak”, untuk merasakan hubungan dengan Sang Pencipta di dalam diri kita. Meski tindakan kita mungkin dipengaruhi oleh kebodohan ataupun kearifan, hingga memproduksi hasil yang positif maupun negatif, motivasi kita selalu mulia: hasrat tetap untuk membenamkan diri dalam kondisi hikmat dan membahagiakan.

• Manusia menceburkan diri mereka ke dalam masalah besar untuk meraih pengetahuan tentang dunia materi, namun ia tak pernah mencoba mencari tahu apa yang ada di dalam dirinya sendiri. Karena ia tidak menyadari kekuatan yang luar biasa, yang tersembunyi di dalam dirinya, ia mencari dukungan dari dunia luar.

• Tujuh Teknik Pemusatan Diri:


1. Praktikkan kehadiran Sang Pencipta.
2. Prana Yama, Seni Pernapasan. Bernapas erat kaitannya dengan ketenteraman pikiran. Jika kita bisa menguasai pikiran kita, kita akan menguasai dunia.
3. Memanggil musik batiniah.
4. Membuka kunci visi batin.
5. Merenungkan ruang terbuka nan luas.
6. Merasakan kenikmatan yang membahagiakan.
7. Mendapatkan kegembiraan melalui kenikmatan makan.
8. Kedua roda Mental Baja, Pantang Menyerah adalah pengetahuan dan pengalaman dari peristiwa-peristiwa rohani yang digabungkan dengan kesadaran akan pengetahuan praktis tentang kelangsungan hidup.


16. Bagaimana Piranha Memangsa Hiu

Berikut adalah sarana untuk para Praktisi Mental Baja, Pantang Menyerah yang diperlukan untuk meraih tujuan, yakni “Bagaimana Ikan Piranha Memangsa Ikan Hiu”, untuk melengkapi strategi praktis tambahan yang dapat diterapkan kepada dunia “yang besar memangsa yang kecil”.

• Rubah Memanfaatkan Kewibawaan Harimau.

1. Harimau melambangkan individu yang berkuasa dan berpengaruh.
2. Harimau melambangkan individu berkuasa yang bersedia membantu kita untuk maksud-maksud yang saling menguntungkan.
3. Harimau melambangkan organisasi atau perhimpunan yang berbagi visi dan sudut pandang dengan kita.
4. Harimau melambangkan koneksi politis kita.
5. Harimau melambangkan posisi atau jabatan kita.
6. Harimau juga melambangkan bakat atau hasil karya kita.
7. Dengan mengawini orang yang “benar”, kita pun dapat menjadi harimau. Inilah siasat tertua untuk meraih pengakuan dan kekuasaan seketika.

• Sebelum Memukul Anjing, Kenali Dulu Pemiliknya.

Jika Anda melihat seekor Anjing yang mencurigakan dan tampaknya tidak bersahabat, Anda akan mencopot sepatu atau mencari tongkat sebagai alat pemukul anjing itu agar lari menjauh. Namun, sebelum Anda melakukan hal itu, bertanyalah ke sekeliling dan perhatikan siapa pemiliknya. Karena tanpa mengenali siapa pemiliknya, itu bisa menjadi bumerang.

• Galang Kekuatan-Kekuatan Kecil.
Lipatgandakan kekuatan kita dari tunggal menjadi banyak. Seekor ikan piranha saja tak akan berdampak apa-apa, namun jika jumlahnya ratusan ikan piranha pasti akan dapat mengalahkan ikan hiu.

• Membonceng Menuju Sukses.

• Serang Titik Kelemahan Lawan.
Menurut karya Sun Tzu, Art of War, faktor penentu kemenangan yang paling penting adalah kenalilah diri kita sendiri dan kenalilah lawan kita.

Sejumlah strategi kuno Asia yang populer adalah :


1. Membuang Kayu Bakar dari bawah Panci.
Ketika kita tengah mendidihkan sepanci air, kekuatan air yang bergolak tersebut sulit ditenangkan. Daripada dikalahkan oleh hawa panas, mundurlah selangkah ke belakang dan carilah sumber kekuatan yang sebenarnya dari air tersebut; kayu bakar. Begitu sumbernya ditemukan, Kita dapat dengan mudah membuang kayu bakarnya dari bawah panci masak, dan air mendidih tadi akan diam dengan sendirinya. Ingatlah, apa yang tampak sebagai sumber tenaga seseorang, seringkali juga merupakan titik kelemahannya.

2. Perlihatkan Kekuatan Kita di Timur tetapi Seranglah dari Barat.
Begitu kita mengetahui bahwa basis pertahanan titik lemah lawan ada di sisi barat tembok kota, Kita harus memperlihatkan kekuatan kita di sisi timur tembok seakan bersiap-siap untuk menyerang secara terbuka, sembari melancarkan serangan rahasia dari barat.

• Kuasai Seni Menarik Diri.
Jika perusahaan kita masih kecil namun kita ingin menandingi yang besar, langkah pertama dalam membuat rencana sebelum kita mengajukan tantangan adalah di jalur mana kita akan lari.

• Laksanakan Dengan Efektif.
Jika perusahaan kita masih kecil tetapi sudah menghadapi persaingan yang bertubi-tubi, carilah jalan keluar untuk berupaya seminimal mungkin namun mampu meraih hasil dua kali lipat.

• Waspada Terhadap Yang Terkecil.
Sukses dalam kehidupan ini seringkali tercipta berkat tumpukan kemenangan kecil yang akhirnya menjadi kubu pertahanan yang kokoh. Dan kegagalan acapkali disebabkan oleh luputnya perhatian kita pada peristiwa-peristiwa yang tak berarti.

• Teori Baru Katak Melompat.
Jika Kita memiliki berlian berukuran besar dan sempurna dari segala segi, dan kita membawanya ke pasar, pasti argumentasi Kita untuk meyakinkan si tukang loak hanya akan sia-sia, meski berlian itu sudah ditawarkan dengan harga cuma lima dolar. Namun, bila kita menghindari tukang loak juga pemilik toko kecil dan langsung menemui penyalur berlian terkenal, pasti kita tidak perlu membuang-buang energi untuk meyakinkannya. Barang dagangan kita akan berbicara sendiri.
Jika kita sedang berhubungan dengan orang bodoh, jangan berusaha untuk meyakinkan apa pun kepada mereka. Daripada berbuat begitu, lebih baik kita melompat ke atas, raih dukungan dari orang yang sudah memiliki kuasa dan bersekutulah dengan mereka yang berkuasa dan bijak.

• Realita Yang Berubah.
Kadang kita mengukur realita kita yang sesungguhnya dengan pengalaman kita sendiri. Setelah pengalaman kita bertambah, otomatis realita kita pun berubah.

• Dari Korban Menjadi Pemenang.
Setiap orang tahu betapa pentingnya jangan sampai menjadi korban; sebab sebagai korban, Kita akan merasa tidak berdaya.
Setelah perjuangan kita yang tak mengenal lelah, tiba-tiba entah dari mana datangnya, secara misterius, konsep untuk tidak menjadi korban itu mengubah dirinya sendiri menjadi semacam pengakuan.

Para praktisi Mental Baja, Pantang Menyerah berupaya tanpa henti mengubah kondisi korban menjadi pemenang.

3 komentar:

Anonymous said...

Well done, you are try to explain in your own way. I can understand . Keep up

denbagus12yudi said...

GIMANA CARA ORDERNYA INI PAK.. SAYA TINGGAL DI DAERAH MOJOKERTO...
UNTUK PEMASARAN DI DAERAH SIDOARJO TLNG HUBUNGI SAYA DI NMOR 085244444123 MAKASIH SEBELUMNYA...

taufik hidayat said...

Kepada Yth,
Perusahaan Contractor & Supplier Pemerintah BUMN & Swasta
Up : Pimpinan / Finance Dept
Perihal : Penawaran Penerbitan Bank Garansi & Asuransi Tanpa Agunan ( Non Collateral )

Dengan Hormat,

Perkenalkan kami dari PT. KARUNIA INDAH BERSAMA (Insurance Brokerage) dimana perusahaan kami telah di tunjuk untuk memasarkan Bank Garansi, Surety Bond & Jaminan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana Akhir Tahun) dengan Sertifikat Agen Nomor : 0611 000 8421 AAUI - SIUP Nomor : 5027-01/1.824.271 & Akte Pendirian Nomor : 152 bahkan perusahaan kami telah di Back Up oleh Perusahaan Asuransi Kerugian Swasta Nasional Maupun BUMN. Bank Garansi & Surety Bond yang kami terbitkan diterima di instansi pemerintah, maupun Swasta, (BUMN, BUMD, KPS, PERTAMINA, VICO, CNOOC, MABES TNI, MABES POLRI, TOTAL E & P INDONESIA) Terlampir file penawaran penerbitan jaminan Bank Garansi & Asuransi Tanpa Agunan (Non Collateral) , Proses Cepat dan Biaya Kompetitif Murah serta polis jaminan kami Antar :

Kami Juga Bisa Proses Jaminan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana Akhir Tahun Tanpa Colateral / Tanpa Agunan)



Best Regards,
Taufik Hidayat
Marketing
0853-8410-7621

PT. KARUNIA INDAH BERSAMA ( KIB )
Jl. Jati Pakis No. 12 Pulo Gadung Jakarta Timur
Telephone : (021) 475 0036 (hunting)
Faximile : (021) 2247 6969

Post a Comment